Indukjantan dan betina yang akan dipijahkan sebaiknya tidak berasal dari satu keturunan. Pemijahan yang berasal dari satu keturunan (inbreeding) akan menghasilkan keturunan yang cacat, pertumbuhannya lambat, dan mengalami kelainan bentuk sirip atau tubuh. Tujuh puluh lima persen warna anakan pada umumnya diturunkan dari indukan jantan 1Cara Budidaya Cucak Ijo Yang Menguntungkan. 1.1 Peluang Bisnia Budidaya Cucak Ijo. 1.2 Menyiapkan Kandang. 1.3 Menjodohkan Burung Cucak Ijo. 1.4 Memilih Indukan Yang Bagus. 1.5 Pakan Cucak Ijo. 1.6 Penanganan Terhadap Beberapa Masalah. 1.7 Share this: Budidaya Cucak Ijo - Dalam hal ini ada beberapa faktor kesulitan yang mungkin akan kita Perkawinanpada ternak sapi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: Kawin Alam (KA) dan Inseminasi Buatan (IB). KA biasanya menghasilkan keturunan yang kurang baik, sedangkan dengan IB lebih menjanjikan menghasilkan keturunan yang baik karena perkawinan dengan IB menggunakan sperma dari sapi pejantan unggul Supaya terjadi kebuntingan, perkawinan harus dilakukan pada saat sapi betina birahi kaliantetap dapat menyesuikan dengan ukuran kandang pembibitan maupun bisa lebih besar biar burung tidak berdesakan dengan burung yang lain dan tidak kekurangan oksigen. Kandang buat para anak burung puyuh; Para anak puyuh yang telah menetas dan berusia satu hari hingga 2 maupun 3 minggu hendak mengenakan jenis kandang ini. BabI Tinjauan Puataka A. Latar belakang Indonesia adalah negara yang memiliki potensi yang besar di bidang pertanian. Dalam sektor pertanian, peran subsektor peternakan sangat penting sebagai pendukung penyediaan protein hewani yang berasal dari ternak. Program ketahanan dan keamanan pangan yang dilaksanakan pemerintah Indonesia saat ini telah CaraPembibitan Puyuh Yang Baik dan Benar Admin October 25, 2019 Burung Puyuh Cirebon - Penyiapan bibit perlu dilakukan sebagai awal untuk melaksanakan usaha budidaya, penyiapan bibit ini juga untuk memudahkan peternak di dalam penyiapan peremajaan dengan cara ini maka kelangsungan siklus produksi dan usaha tidak terganggu. Ternakciblek pemula. Calon Indukan . Adapun calon indukan yang bagus dalam ternak ciblek memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Jantan: Pilihlah calon pejantan yang sehat, memiliki sifat fighter yang tinggi, jinak, suaranya nembak, suara keras dan tajam, bertubuh bongsor dan sehat fisiknya (tidak cacat). Sudah berumur diatas 1 tahun. Ciribebek jantan yang baik untuk dijadikan indukan yang siap kawin: Dalam pemberian pakan ini campurkan sedikit air sehingga pakan menjadi basah karena bebek tidak terbiasa dengan makanan yang kering. 4. Penanganan Penyakit Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu dan menambah wawasan Anda tentang ternak bebek petelur. Semoga Terdapat3 sumber utama bahan pembentuk protein susu yang berasal dari darah, yaitu peptida-peptida, plasma protein, dan asam-asam amino yang bebas. Kasein, beta laktoglobulin, dan alphalaktalbumin merupakan 90% sampai 95% dari protein susu. Ketiga macam protein tersebut disintesa didalam kelejar susu. Beberapapermasalahan penyebab keterbatasan usaha pembibitan sapi potong dalam negeri ini, antara lain adalah : masih tingginya pemotongan sapi yang memiliki kondisi baik dan induk/betina produktif, yaitu menca­pai 40 %, menyebabkan terjadinya seleksi negatif yang langsung berdampak terjadinya kecenderungan penurunan mutu genetik sapi; terjadinya inbreeding karena terbatasnya ketersediaan pejantan unggul dan kurangnya pengetahuan peternak, serta penurunan populasi sapi antara lain karena t8IR. Sapi potong merupakan salah satu ternak dengan penghasil daging sumber hewani karena nilai nutrisinya tinggi dan mempunyai cita rasa yang lezat. Saat ini jumlah populasi sapi potong di indonesia berdasarkan data sementara dari Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2020 yaitu ekor, dengan tingkat perkembangan dari tahun sebelumnya hanya meningkat 3%. Kebutuhan daging sapi terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini membuat indonesia terpaksa impor dari luar negeri. Untuk mengurangi impor daging, Perlu adanya upaya peningkatan produktifitas dan mutu sapi. Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri Upaya untuk peningkatan produktifitas sapi salah satunya adalah dengan pembibitan yang unggul. Usaha pembibitan ternak sapi potong adalah usaha untuk memperoleh bibit berkualitas, meningkatkan populasi, dan meningkatkan produktifitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam upaya pengembangan sapi potong. Kemampuan produksi sapi potong masih perlu ditingkatkan lagi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas Untuk mencapai tujuan pembibitan yang unggul, diperlukan cara pembibitan, yaitu mulai dari pemilihan bibit, pemberian pakan, manajemen reproduksi, dan teknik pembibitan. Dalam usaha pembibitan sapi potong diperlukan bibit yang baik. Untuk memperoleh bibit yang baik dan unggul harus dilakukan pemuliaan dalam satu rumpun, baik yang pejantan maupun yang betina harus satu rumpun. Metode dalam pembibitan sapi potong meliputi 1. Pemilihan bibit Pemilihan bibit adalah tahap awal untuk memulai proses budidaya pembibitan sapi potong, pemilihan bibit sapi potong harus unggul dan sesuai dengan standar persyaratan mutu. pakan Dalam pemberian pakan ternak harus memperhatikan kandungan nutrisi berupa protein, vitamin, mineral, dan serat kasar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi ternak antara lain Periode kolestrum. Periode kolestrum yaitu sejak berumur 0-7 hari. Pemberian kolestrum berkisar 2-4 kali sehari sebanyak minimum 4 liter. iJika mutu kolestrum induknya tidak memenui syarat dapat menggunakan kolestrum dari indukan lain Periode pedet prasapih. Periode pedet prasapih yaitu sejak umur 8 hari sampai 3 bulan. Pada periode ini diberikan susu pengganti dengan aturan pemberian susu diberikan berkurang secara bertahap sampai dengan tidak diberikan susu pada umur 3 bulan. Selain susu pedet prasapih juga diberikan pakan serat yang berkualitas dan konsentrat jika sudah mendekati umur 3 bulan. Periode pedet lepas sapih. Pada periode pedet lepas sapih berumur diatas 3 sampai 12 bulan, diberikan pakan konsentrat yang berkualitas dengan kandungan PK 16% dan TDN 75% sebanyak 1,5 Kg/ekor/hari dan meningkat sampai berumur 12 bulan. Selain konsentrat diberikan juga pakan hijauan yang berkualitas sebanyak 7 Kg/ekor/hari. Periode Sapi Siap Kawin 12 -15 bulan. Pemberian pakan diberikan hijauan pakan sebanyak 25-35 kg/ekor/hari, konsentrat berkualitas minimum PK 15% dan TDN 75% dengan jumlah 2-3 kg/ekor/hari. Periode Sapi Bunting 15-24 bulan. Pemberian pakan diberikan hijauan pakan minimum 10% dari berat badan dan konsentrat berkualitas PK 16% dan TDN 75% sebanyak 2-3 kg/hari. 3. Manajemen Reproduksi Dalam manajemen reproduksi pada pembibitan sapi potong perlu memperhatikan faktor sebagai berikut Deteksi Birahi Deteksi atau pengamatan birahi pada IB dilakukan agar menghindari kegagalan perkawinan. Gejala jika sedang birahi ditandai saling menaiki antar sapi betina dan jantan, penurunan nafsu makan, keluar lendir jernih transparan, dan perubahan alat kelamin bagian luar. Jika menunjukan gejala birahi, peternak harus segera melaporkan kepada tugas IB. Pelaksanaan IB Dalam pelaksanaan IB harus memperhatikan kualitas semen, teknk dan waktu optimum IB Nutrisi Nutrisi merupakan faktor yang erat kaitannya dengan metabolisme tubuh, kesehatan, dan kinerja reproduksi. Pada sapi potong nutrisi memiliki pengaruh sangat penting terhadap reproduksi. Kekurangan asupan energi dapat menurunkan reproduksi yang ditandai dengan tidak munculnya gejala birahi. Kontrol kondisi lingkungan Kondisi lingkungan antara lain, temperatur, kelembaban, dan kebersihan kandang harus diperhatikan untuk kenyamanan dan produktifitas ternak. 4. Pembibitan Dalam pembibitan sapi potong dilakukan dengan cara perkawinan, pencatatanRecording, seleksi bibit, dan afkir. a. Perkawinan Dalam upaya memperoleh bibit yang unggul, perkawinan sapi potong dilakukan dengan perkawinan Inseminasi Buatan dan kawin alam. Perkawinan dengan teknik Inseminasi Buatan IB yaitu memasukkan sperma atau semen yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam alat kelamin betina dengan menggunakan alat khusus insemination gun. b. Recording Recording atau pencatatan harus dilakukan oleh setiap individu ternak secara teratur dan terus menerus serta dimasukan ke dalam buku pencatatam atau buku induk registrasi. Pencatatan meliputi Nomor telinga serta nomor registrasi ternak untuk identifikasi Rumpun, identitas ternak, dan foto individu ternak Silsilah, identitas, dan produktifitas dari indukan sebelumnya Perkawinan tanggal, kode semen, pemeriksaan kebuntingan, serta tanggal bunting Kelahiran tanggal, bb, jenis kelamin, tipe kelahiram, kemudahan beranak Penyapihan tanggal dan bobot badan pengukuran performa, pertumbuhan, serta produksi susu Pakan jenis dan konsumsi Vaksinasi dan pengobatan Mutasi pemasukan dan pengeluaran bibit Seleksi bibit sapi potong dilakukan berdasarkan prosentase darah minimal 87,5%, dan pertumbuhan bobot lahir, bobot sapih, dan bobot setahun, data reproduksi, dan data produksi susu. d. Afkir Afkir adalah ternak yang dinyatakan sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit, antara lain induk sudah tidak produktif, keturunan jantan yang tidak lulus seleksi, dan keturunan betina yang saatb masih muda tidak memenuhi syarat. Induk, Jantan maupun betina, yang akan digunakan dalam pembibitan sebaiknya memiliki track record yang baik. Selain itu, induk yang berkualitas akan menghasilkan anak yang berkualitas juga. Dengan demikian, peternak akan Iebih efektif dan efisien dalam biaya pemeliharaannya. Bahkan, peternak akan mendapatkan keuntungan tinggi secara finansial karena bibit yang jelas kualitasnya memiliki nilai jual tinggi. Untuk mendapatkan induk berkualitas, peternak harus mengetahui ciri-ciri induk betina dan pejantan yang baik. 1. lnduk betina Kambing induk betina dipelihara untuk tujuan perkawinan, lalu akan melahirkan anak sehingga diperlukan induk yang sehat dan subur serta memiliki kemampuan melahirkan melahirkan sekaligus menyusui. Adapun ciri-ciri fisik induk betina yang berkualitas baik antara lain sebagai berikut. Bentuk tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, bulu lunak dan mengilap, tubuh besar, tetapi tidak terlalu gemuk. Penampilan jinak dan sorot mata ramah. Kaki urus dan tumit tinggi. Jumlah gigi Iengkap, tinggi rahang atas dan bawah rata. Berasal dan kelahiran kembar. Ambing tidak terlalu menggantung dan bentuknya simetnis dengan puting. Sudah pernah melahirkan maksimal dua kali dengan jumlah anak dua ekor per kelahiran. Bebas dari penyakit. 2. Pejantan Pejantan yang baik mampu menghasilkan sperma yang unggul sehingga betina yang dikawininya bisa bunting. Selain itu, betina akan menghasilkan anak yang berkualitas unggul yang berasal dari sperma unggul. Jadi, sebelum dikawinkan, harus dipilih dahulu induk jantan yang baik. Mulai dari postur tubuh, sampai tingkah lakunya. Adapun cini-ciri fisik pejantan yang berkualitas baik, di antaranya sebagai benikut Tubuh besar dan relatif panjang. Bagian belakang tubuh lebih besar dan lebih tinggi. Dada lebar dan tidak terlalu gemuk. Alat kelaminnya normal dan simetnis serta sering terlihat ereksi. Memiliki pertumbuhan yang relatif cepat. Penampilan gagah, aktif, dan siap mengawini induk yang sedang birahi . Berasal dan kelahiran kembar. Berumur berkisar 1,5 - 3 tahun. Bebas dan penyakit. Manajemen Pembibitan Ternak Kambing dan Domba Pembibitan ternak adalah usaha budidaya ternak yang bertujuan untuk menghasilkan bibit baik untuk tujuan produksi maupun sebagai upaya pemuliaan ternak. Pembibitan ternak merupakan sektor hulu dalam peternakan untuk penyediaan bibit berkualitas agar menghasilkan ternak yang memiliki produktivitas yang ternak kambing dan domba merupakan salah satu upaya untuk menghasilkan bibit kambing dan domba yang produktiv dengan memperhatikan kesesuaian prasaran dan sarana yang adalah beberapa hal terkait prasarana dan sarana yang diperlukan dalam pembibitan ternak kambing atau dan LokasiDalam pembibitan ternak kambing maupun domba perlu memperhatikan ketentuan persyaratan lahan sebagai berikutLahan dan lokasi pembibitan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dimana lokasi pembibitan tersebut ada Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan yang dipilih memiliki potensi sebagai sumber bibit kambing maupun lokasi pembibitan juga harus memperhatikan kondisi dan topografi tanah agar mudah dalam mengatur pembuangan limbah sehingga tidak mencemari lingkungan akses jalan yang mudah dan terjangkau dengan alat indikator lahan dan lokasi di atas, pembibitan ternak kambing dan domba juga harus memperhatikan ketersediaan air dan sumber energi. Lokasi pembibitan harus tersedia sumber listrik dan sumber air yang memadai untuk menunjang pemeliharaan Juga Karakteristik Kewilayahan Ternak di Kabupaten Tolitoli Berdasarkan nila LQ, LI, dan SISaranaSelanjutnya dalam kegiatan pembibitan ternak kambing dan domba juga harus didukung oleh sarana yang memadai yang terdiri dari bangunan kandang dan sebagainya, alat dan mesin peternakan, alat kesehatan hewan, bibit, pakan, dan dan KandangBangunan merupakan sarana penting dalam pembibitan ternak karena sebagai tempat sebagian aktivitas pengelolaan peternakan dilakukan. Termasuk sebagai tempat pakan, kandang, tempat penampungan limbah, dan pembibitan ternak kambing dan domba diperlukan beberapa bangunan dan kandang antara lainKandang Pejantan Kandang ini digunakan sebagai kandang khusus untuk ternak pejantan. Sehingga ternak penjantan terpisah dari ternak Induk Kandang ini dikhususkan untuk induk kambing dan domba termasuk untuk kawin dan Pembesaran Kandang ini dikhususkan untuk pemeliharaan ternak kambing dan domba lepas sapih. Kandang Isolasi Kandang khusus untuk menampung atau memisahkan ternak yang sakit sehingga terpisah dari kawanannya. Kandang ini berfungsi untuk menghindari penularan penyakit dari ternak yang sakit ke ternak yang Laktasi Kandang laktasi khusus untuk ternak kambing perah sebagai kandang khusus untuk induk yang sedang dalam masa pengolahan dan penyimpanan pakan Bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk pengelolaan pakan ternak serta untuk penyimpanan pakan penampungan dan pengolohan kandang dalam pembibitan ternak kambing dan domba juga harus memperhatikan persyaratan kandang sebagai segi tata letak kandangKandang yang dibangun harus pada tempat yang kering dan tidak tergenang air pada saat kandang harus pada tempat yang mudah untuk memperoleh sumber kontruksi yang menjamin kelancaran sirkulasi udara serta mendapat penyinaran sinar matahari yang mengganggu lingkungan ramah lingkungan.Mudah diakses dengan alat TernakLuas Kandang1Jantan Dewasa1-1,2 m persegi/ekor2Betina Dewasa0,7-1 m persegi/ekor3Induk Laktasi0,7-1 m persegi/ekor + 0,5 m/ekor anak4Jantan/betina muda 7-12 bulan0,75 m persegi/ekor5Jantan/betina sapihan 4-7 bulan0,5 m persegi/ekorPemilihan BibitPembibitan ternak kambing dan domba harus memperhatikan bibit yang digunakan agar menghasilkan keturunan yang memiliki kualitas bibit kambing dan domba yang baik antara lainBentuk tubuh kompak, dada dan leher, garis punggung dan pinggang lurus, bulu lunak dan tampak mengkilap, tubuh besar dan kaki Kakinya lurus dan memiliki tumit Gigi lengkap, rahang atas dan bawah berasal dari keturunan kembar atau anak tunggal dari induk tidak menunjukkan gejala ternak sakit, aktif, mata cerah, dan konsumsi pakan PakanPemberian pakan untuk pembibitan ternak kambing dan domba harus sesuai dengan kebutuhan. Dibawah ini disajikan tabel kebutuhan ternak kambing dan domba pada berbagai masa 2. Kebutuhan Pakan Ternak Kambing untuk Pembibitan BB kgBK %BBPK %TDN %Ca %P %Kambing Lepas Sapih53,621700,230,21104,521,8700,230,21154,118,2650,210,20254,010,9600,200,19354,09,1600,190,18404,09,0600,190,18603,89,0600,190,18Kambing Induk Laktasi Awal Laktasi254,010,9600,300,22304,010,9600,290,21404,09,1550,280,20504,09,1550,270,20Kambing Induk Laktasi Akhir Laktasi254,010,0600,300,22304,010,0600,280,20404,09,1550,270,19503,58,2550,250,18Kambing Pejantan254,411,8650,210,19304,010,9650,200,18403,89,1600,200,18603,38,2550,170,15803,07,3500,150,14Keterangan BB Bobot Badan, BK bahan kering, PK Protein Kasar, TDN Total Digestible Nutrien, Ca Kalsium, P 3. Kebutuhan Pakan Ternak Domba untuk PembibitanBKkgBK%BBPK %TDN %Ca %P %Domba Lepas Sapih54,022,5901,201,0103,318,2700,760,67203,314,5600,420,38303,311,8600,290,26403,010,0600,250,23Domba Bunting205,09,8600,380,28304,08,2550,300,22404,78,2500,260,20504,38,0500,250,18603,07,8500,230,17Domba Jantan203,611,8650,400,36403,510,9600,210,19503,58,4550,170,15603,37,3500,150,14703,06,9500,140,13BB Bobot Badan, BK bahan kering, PK Protein Kasar, TDN Total Digestible Nutrien, Ca Kalsium, P pakan yang diberikan dapat berupa hijauan atau kombinasi hijauan dan konsentrat yang diramu khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing masa pertumbuhan ternak. Sebagai gambaran, kombinasi pakan yang bersumber dari hijauan berupa rumput dan leguminosa disajikan pada tabel dibawah 4. Imbangan Hijauan dan Leguminosa untuk Pakan Kambing dan DombaKondisi Fisiologi TernakKomposisi %HijauanLeguminosaDewasa/kering7525Bunting6040Menyusui5050Anak lepas sapih6040Baca Juga Cara Menyusun Ransum Ternak Ayam Sesuai KebutuhanPemeliharaanPemeliharaan ternak kambing dan domba untuk tujuan pembibitan juga harus diperhatikan agar ternak memperoleh perlakuan yang sesuai untuk mendukung pertumbungan dan perkembangan Pemeliharaan Ternak Kambing dan Domba Prasapih umur < 12 mingguTernak kambing atau domba prasapih adalah cempe yang masih menerima air susu dari induknya sehingga diperlukan perlakuan khusus sebagai berikutCempe yang berumur kurang dari 3 minggu harus terus mendapatkan suplai air susu dari induknya terutama harus dilapisi dengan alas yang kering dan hangat agar ternak merasa nyaman dapat berupa tilam atau jejabah.Untuk ternak yang tidak mendapatkan susu dari induknya harus diberikan susu atau kolostrum pengganti agar pertumbuhan awal dan imunitasnya cempe anak kambing berumur lebih dari 3 minggu sampai 8 minggu, dapat diberikan pakan dengan tekstur yang di atas 8 minggu ternak sudah dapat diberikan pakan berupa hijauan. Pemberian pakan hijauan pada fase ini diberikan bertahap sebagai perkenalan dan penyesuaian, tidak harus diberikan Pemeliharaan Ternak Kambing dan Domba Pascasapih umur 12 minggu keatasPascasapih adalah kondisi dimana ternak kambing dan domba sudah dipisahkan dari induknya yang dilakukan setelah ternak berumur 12 minggu 3 bulan. Pada fase ini pemberian air minum harus diperhatikan untuk mencegah ternak stres. Ternak juga sudah dapat diberikan pakan berupa hijauan dan sedikit Pemeliharaan Kambing dan Domba MudaTernak muda dilakukan pemeliharaan yang terpisah untuk memudahkan tata kelola termasuk pemberian pakan sesuai kebutuhan. Pember ian pakan dapat dilakukan dengan kombinasi hijauan dan konsentrat seseuai dengan kebutuhan Lihat tabel kebutuhan pakan diatas, serta pemberian air minum yang fase ini dilakukan pemeliharaan dan perawatan bulu, kuku, dan kulit secara rutin. Selain itu, untuk mencegah terjangkitnya penyakit juga dapat dilakukan vaksinasi serta pemberian obat cacing secara Pemeliharaan Kambing dan Domba DewasaKambing dan domba dewasa adalah ternak yang berumur diatas 1,5 tahun atau sudah memasuki fase reproduktif. Kambing dan domba dewasa dikategorikan sebagai a induk kering, b induk bunting, c Induk laktasi, dan d Induk KeringInduk kering adalah induk yang sedang tidak dalam fase menyusui atau laktasi. Induk kering adalah induk yang siap untuk dikawinkan kembali. Pemeliharaan induk kering pada pembibitan kambing dan domba harus memperhatikan hal-hal berikutPemberian pakan sesuai kebutuhan dan pakan ekstra 1 minggu sebelum dan sesudah pengaturan Induk buntingPemeliharaan kambing dan domba bunting harus memperhatikanPemberian pakan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan peningkatan mutu pakan pada sepertiga terakhir fase air minum yang cukup sepanjang tempat beranak yang bersih, kering, dan Induk LaktasiInduk laktasi adalah induk kambing dan domba yang sedang dalam masa laktasi produksi air susu yang dalam pemeliharaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikutPemberian pakan sesuai dengan kuantitas dan kualitas berdasarkan kebutuhannya, serta memperhatikan jumlah anak yang induk memiliki lebih dari 1 ekor anak maka perlu dilakukan pengaturan pemberian air minum yang cukup harus untuk ternak perah, pemeliharaan induk dan anak harus dipisah dengan tetap memenuhi kebutuhan air susu PejantanPemeliharaan pejantan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikutPemenuhan kebutuhan pakan serta pemberian pakan ekstra pada saat sebelum dan sesudah dipisahkan tersendiri pada kandang pejantan dan pemeliharaannya dilakukan pada masing-masing adalah proses krusial dalam pembibitan ternak kambing dan domba karena berhubungan dengan potensi bibit yang dihasilkan. Perkawinan dapat dilakukan secara alami atau buatan dengan metode Inseminasi Buatan IB.Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas, perkawinan ternak harus memperhatikan hal-hal berikutPejantan yang digunakan adalah pejantan unggul dan menggunakan kawin alam sebaiknya memperhatikan ratio jantan betina 1 menggunakan IB, semen yang digunakan harus semen beku yang teruji kualitasnya serta bebas dari penyakit hewan terhadap kerabat dekat sebaiknya dihindari untuk meminimalisir kemunculan sifat resesif pada gejala estrus/birahi kambing dan domba yang biasanya antar 12 - 48 jam. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung atau dengan menggunakan pejantan dibatasi maksimal selama 18 bulan, setelah itu dilakukan recording diperlukan dan sangat penting dalam kegiatan pembibitan ternak kambing dan domba. Pencatatan bertujuan untuk menginventarisir seluruh data yang berkaitan dengan ternak yang dibelihara. Pencatatan harus dilakukan pada seluruh ternak per individu yang adalah beberapa komponen yang harus dimasukkan dalam pencatatan pada pembibitan ternak kambing dan dombaCatatan rumpun atau galur silsilah minimal memiliki catatan silsilah satu generasi diatasnya.Catatan perkawinan, yang meliputi tanggal kawin, nomor pejantan, jenis perkawinan IB/kawin alam.Catatan kelahiran yang meliputi tanggal kelahiran, jenis kelahiran, dan bobot jumlah anak sekelahiran misalnya lahir tunggal atau kembarCatatan penyapihan tanggal dan bobot sapihCatatan bobot badan pada umur 6-12 bulan serta pada setiap jarak beranak calving interval.Untuk kambing perah diperlukan catatan tentang produksi susu sesuai denga periode vaksinasi dan pengobatan meliputi tanggal, perlakuan, dan jenis vaksin atau obat yang mutasi Riwayat pemasukan atau pengeluaran SeleksiHasil akhir yang diharapkan dalam sebuah pembibitan ternak adalah bibit yang berkualitas baik. Oleh karena itu pelu dilakukan seleksi untuk menjamin bahwa bibit yang dihasilkan adalah bibit unggul yang adalah beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam seleksi ternak kambing dan dombaIndukInduk kambing dan domba dengan catatan kelahiran yang teratur 3 kali dalam 2 frekuensi beranak kembar yang total produksi anak sapihan diata libido tinggi dan kualitas spermanya performa individu yang sesuai dengan standar berdasarkan rumpun dan galur IndukPembibitan untuk menghasilkan ternak sebagai calon induk harus memperhatikan hal-hal berikutMemiliki bobot sapih yang sesuai setelah dikoreksi terhadap umur induk dan tipe bobot badan diatas rata-rata pada umur 6 sampai 9 pertambahan bobot badan diatas rata-rata saat pra dan pasca penampilan fenotipe yang sesuai berdasarkan rumpun PejantanPembibitan untuk menghasilkan ternak sebagai calon pejantan harus memperhatikan hal-hal berikutMemiliki bobot sapih yang sesuai setelah dikoreksi terhadap umur induk dan tipe bobot badan diatas rata-rata pada umur 6, 9, dan 12 pertambahan bobot badan diatas rata-rata saat pra dan pasca libido yang tinggi dan kualitas sperma penampilan fenotipe yang sesuai berdasarkan rumpun pembibitan ternak juga harus disiapkan ternak pengganti yang bertujuan sebagai upaya peremajaan terhadap induk dan pejantan yang digunakan dalam pembibitan. Upaya ini dilakukan agar pembibitan tetap dapat menghasilkan bibit unggul yang yang dianggap tidak produktif lagi sebagai pembibit serta ternak yang tidak lolos seleksi sebagai bibit harus diculling. Ternak yang diculling diafkir dipisahkan dari kelompoknya dan dapat dilakukan penggemukan atau dapat langsung Juga 5 Faktor Penyebab Peternakan Rakyat Sulit Berkembang